PANGKEP — Percepatan kemajuan desa dan kelurahan tidak harus dimulai dari konsep besar yang sulit diterapkan, melainkan dari langkah-langkah kecil yang realistis dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Pandangan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia (DPD JNI) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, Herman Djide.
Hal itu diungkapkan Herman Djide saat diajak berkonsultasi terkait strategi mempercepat kemajuan desa dan kelurahan, Selasa (16/12/2025), dalam sebuah diskusi santai yang berlangsung di Warkop Soreang, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep.
Menurut Herman, selama ini banyak desa dan kelurahan terjebak pada perencanaan program yang terlalu luas, namun minim pelaksanaan nyata di lapangan. Akibatnya, program sering berhenti pada tataran wacana dan seremonial.
Ia menegaskan bahwa kunci utama kemajuan desa adalah keberanian memulai dari potensi yang sudah dimiliki masyarakat, misalnya di sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi desa.
“Kalau mau cepat maju, jangan langsung bermimpi besar. Mulai saja dari satu hektar dulu. Kelola dengan serius, dampingi petaninya, dan pastikan hasilnya berkualitas, ” ujar Herman Djide.
Sebagai contoh konkret, Herman menyebutkan penanaman komoditas Varia pada lahan seluas satu hektar sebagai proyek percontohan yang sangat realistis untuk dijalankan desa. Menurutnya, langkah ini tidak memerlukan biaya besar, namun dampaknya bisa signifikan jika dikelola dengan benar.
Ia menjelaskan bahwa satu hektar Varia yang berhasil akan menjadi bukti nyata bagi masyarakat bahwa program desa benar-benar berjalan dan menghasilkan, bukan sekadar janji di atas kertas.
Setelah tahap produksi berjalan dengan baik, Herman menekankan pentingnya langkah lanjutan berupa branding produk berbasis nama wilayah, seperti “Varia Lanne ”, agar memiliki identitas yang jelas dan nilai jual yang lebih tinggi.
“Branding itu penting. Ketika orang mendengar Varia Lanne, mereka langsung tahu asalnya dari Desa Lanne Kecamatan Tondong Tallasa. Di situlah kebanggaan desa dan nilai tambah ekonomi muncul, ” jelasnya.
Selain itu, contoh pelaksanaan pemasaran komoditas Varia ini bisa melayani kebutuhan di Pangkep, Maros, Makassar dengan menyediakan angkutan open cup baru mobilnya juga di branding Varia Lanne
Menurut Herman, pendekatan berbasis contoh nyata jauh lebih efektif dalam membangun kepercayaan petani dibandingkan sosialisasi berulang tanpa hasil konkret. Keberhasilan satu hektar akan memicu semangat untuk memperluas areal tanam secara bertahap.
Ia juga menekankan perlunya pendampingan berkelanjutan, mulai dari pengolahan lahan, pemilihan bibit, pola tanam, hingga strategi pemasaran hasil panen agar petani tidak berjalan sendiri.
Lebih jauh, Herman menilai konsep ini tidak hanya relevan untuk desa, tetapi juga dapat diadaptasi oleh kelurahan dengan menyesuaikan potensi wilayah masing-masing, baik melalui pertanian perkotaan, UMKM, maupun jasa ekonomi kreatif.
Dalam diskusi tersebut, ia mengingatkan bahwa pemerintah desa dan kelurahan sebaiknya fokus pada satu atau dua program unggulan yang benar-benar dikerjakan secara konsisten, bukan banyak program namun hasilnya tidak terasa oleh masyarakat.
“Kalau satu desa punya satu produk unggulan yang hidup dan dikenal, itu sudah menjadi modal besar untuk maju, ” tegas Herman.
Ia berharap gagasan ini dapat menjadi inspirasi bagi para kepala desa, lurah, dan pemangku kepentingan di Kabupaten Pangkajene Kepulauan untuk lebih berani memulai dari hal kecil namun berdampak nyata.
Menutup diskusi, Herman Djide menegaskan bahwa kemajuan desa dan kelurahan akan tercapai apabila pembangunan dimulai dari kerja nyata di lapangan, diperkuat dengan branding lokal, serta didukung partisipasi aktif masyarakat dan pengawasan publik yang sehat. ( Herman Djide)

Updates.